......kamu sangat berarti, istimewa dihati, selamanya rasa ini..... jika tua nanti kita telah hidup masing-masing, ingatlah hari ini.....................
Alunan lagu milik project pop mengalir begitu saja menemani Andien belajar dikamarnya....
hmm....tugas seabrek bikin weekend kali ini ga kerasa banget buat Andien, biasanya setiap weekend cewek berkulit hitam manis dan berlesung pipi ini selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah Brian. Brian adalah sahabatnya sejak TK, dulu rumah Brian tepat disamping rumahnya karena itulah mereka sering menghabiskan hari bersama-sama.
..............kenapa ya, belakangan ini Brian jarang banget telepon atau kirim-kirim kabar gitu, biasanya setiap hari ga kurang dari 8 sms-nya masuk ke hp aku, 5 sms ngingetin shalat plus 3 sms ngingetin jam makan......gurau Andien........
Brian JAHAT!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! kenapa dia ga pernah jujur sama aku tentang hal ini, ini rahasia besar yang aku ga pernah tau...... sambil terisak, tangannya tetap tidak melepaskan surat terakhir dari Brian......yang isinya....
Untuk sahabatku yang paling manis,
Dien, sebelumnya aku minta maaf bukan maksud aku menyembunyikan ini dari kamu, tetapi tentu kamu faham betul bagaimana rapuhnya aku kalau sampai melihat kamu menangis. Andien sayang, bukankah dulu aku pernah bilang akan menceritakan sesuatu yang sangat pribadi yang baru dapat kuceritakan saat ini, pun hanya melalui secarik surat sebab aku tak mau kau menjadi iba, karena aku faham betul siapa kamu......
Andien, ketika kamu baca surat ini, mungkin akupun sudah tidak lagi tinggal di Jakarta. bukan maksud aku tidak memberitahukan kepadamu tentang kepindahanku, tetapi aku ingin segera lenyap dari hadapanmu ketika kamu telah mengetahui rahaisa besar yang selama ini ku simpan rapat-rapat keberadaannya......
Sahabatku sayang, kepergianku dari Jakarta sebetulnya untuk menjalani terapi lebih lanjut. Kamu tentu masih ingat bukan satu tahun belakangan ini, aku sering pergi ke luar negeri. aku terpaksa berbohong, aku bilang jika kepergianku adalah karena mendampingi ayah, tetapi lebih karena aku harus menemui dokter Gerard. kamu tentu belum tau siapa dr Gerard bukan? dialah orang yang selama ini menemani terapiku selama hampir 15 tahun. sejak duduk dibangku TK aku divonis menderita kanker sum-sum tulang belakang, dan saat ini telah memasuki stadium 4. Kami sengaja pindah dengan tujuan agar aku tidak lagi bolak-balik ke luar negeri, sebab dr Gerard takut kondisiku akan semakin lemah......
Sayang, mungkin saat ini butir-butir mutiara putih nan hangat tengah meluncur deras di pipi lembutmu, karena itulah aku baru memberitahukan ini padamu. karena aku tak mau melihat kau menangis apalagi kalau tangismu itu karena aku.......
Dien, pesanku hanya satu......jadilah Andien yang selalu kuat........
oya dien, aku harap kamu jangan marah ya, aku ga akan pernah melupakanmu dan semua kenangan tentang kita. Dan kamu tidak perlu takut, sebab aku hanya sementara saja disini, setidaknya sampai kondisiku membaik...... atau pun jika harus hanya raga ini yang pulang ketanah air, jangan pernah menangis untukku...... ingat pesanku.........Jadilah Andien yang tegar...................
Salam sayang teramat hangat,
Brian
dadanya sesak........Dunia bagai gelap semua untuk Andien.....................