Rabu, 22 September 2010

Detik-detik Menjelang Ulang Tahunku

Selang beberapa menit lagi, aku meninggalkan usia 20 tahun-ku dengan beragam kenangan manis, pahit, asam, bahkan asin pun ada, semua rasa tercampur dalam kemasan yang terbungkus rapi, yang siap-siap akan aku simpan dalam etalase hatiku yang mungkin aku enggan untuk membukanya lagi. Jikapun harus ku buka kembali suatu hari nanti, hanya untuk mengambil potongan-potongan gambar yang melukiskan semua itu hanya satu untuk ku jadikan pelajaran yang teramat berharga, hingga aku tak kan pernah mengalami jatuh pada lubang yang sama, dan mengalami rasa sakit yang juga sama.

Jika ku analogikan hati ini sebagai galeri lukisan, maka di usia ku yang kemarin adalah awal dari kemunculan karya-karya maestro kehidupan yang kelak akan aku sempurnakan di kemudian hari. Rasa yang telah tercipta adalah awal proses pembelajaranku menjadi gadis dewasa yang sesungguhnya.

Aku tak ingin lagi dianggap anak kecil yang tidak tau apa-apa. Aku kini telah tumbuh menjadi gadis dewasa yang tengah meniti hidup yang sesungguhnya, dengan beragam masalah orang dewasa yang tak pernah ku bayangkan akan serumit ini sebelumnya.

Sekarang aku tau, mengapa Peter Pan tak pernah ingin tumbuh dewasa, dan Alice yang lebih senang hidup dalam dunia fantasy-nya. Kini aku mulai faham mengapa mereka lebih memilih untuk tetap hidup dalam dunia anak-anak yang selalu penuh dengan canda dan tawa.

Peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa adalah proses metamorfosa yang akan dialami oleh semua manusia. Ia adalah fase pendewasaan yang pasti akan dilalui oleh semua orang. Ibarat proses pembuatan suatu product, jika prosesnya bagus maka bagus pula product yang dihasilkan. Pun sebaliknya, jika prosesnya jelek maka jelek pula product yang akan dihasilkan. Menjadi bagus atau tidak adalah pilihan, dan itu aku yang menentukan.........

Detik demi detik melangkan perlahan namun pasti. Semakin dekat waktu ku untuk menginjak angka 21. Aku masih terjaga, membiarkan jemariku menari di atas keyboaard sekedar untuk menuangkan apa yang ingin aku utarakan, terutama untuk mem-flash back kembali kenangan-kenangan di usia 20 tahun kemarin. Saat aku senang, sedih, merasakan indahnya jatuh cinta, bahkan sampai sakitnya patah hati. Ah tidak.....!!! benarkah aku mengalami indahnya jatuh cinta dan sakitnya patah hati yang menurut orang dewasa akan terasa teramat sangat sakitnya...?????

Cinta, siapa sih yang tak pernah merasakan indahnya jatuh cinta. Seperti kalian, aku pun pernah merasakan indahnya jatuh cinta, indahnya merindu yang terkasih, mungkin benar kata Maria Girgis : ”Love is a sweet torment...”. Aku sendiri tak pernah menyadari kapan perasaan itu mulai bersemi, siapa yang menanam bibitnya, siapa yang telah memupuk itu dalam lubuk hatiku, hingga ia tumbuh dengan begitu suburnya. Aku bahkan tak menyadari indahnya taman-taman kecil yang tumbuh memagari hatiku. Ya, aku telah jatuh cinta.....

Tak ada yang istimewa dari sosoknya yang memang sangat sederhana. Aku sendiri tak tau dari sudut mana aku melihat keindahannya. Aku kenal dia sebagai sosok yang baik, pribadi yang santun, dan orang yang tutur katanya halus. Aku tak pernah meng-klaim ia sebagai orang yang tampan, sebab ia memang tidak tampan. Namun ia baik, itulah yang menjadikannya makhluk yang begitu tampan dan mampu menawan hatiku. Aku jatuh cinta pada kebaikannya yang amat sangat....

Aku sadar, perasaanku terhadapnya memang tak seharusnya tertanam dalam lubuk hatiku, apalagi sampai aku tak tau dimana letak akarnya yang ternyata telah menjalar kian kuat mengikat di dasar hatiku. Beruntungnya aku sadar, aku tak dibutakan oleh cinta. Padahal orang sering bilang : ”Love is blind...”. Sang pemilik cinta rupanya sangat mencintaiku. Cinta-Nya padaku melebihi cintaku pada makhluk lawan jenis ciptaan-Nya. Hingga Ia menyadarkanku untuk membuka mata, sebab kenyataannya aku memang belum kenal betul dengan pribadinya.....

Hahaha.... aku patah hati....!!!! padahal sebetulnya ini bukan kali pertama aku harus melupakan perasaan yang tercipta untuknya. Aku pernah melakukan hal itu sebelumnya, dan itu berhasil. Aku bisa dengan mudah melupakannya. Akan tetapi, setelah kali kedua, terlebih setelah banyak kenangan indah yang aku lukis bersamanya dalam indahnya kanvas yang telah penuh dengan warna. Sulit bagiku untuk melupakannya... tapi aku percaya aku bisa.... I CAN SURVIVE WITHOUT HIM..........

Saat Lembaran Baru Harus Ku Buka Tanpanya…

11 JUli 2010 00:05

Happy Birthday Dearest Aan…………..

Tidak ada komentar: